Consultation

SILAKAN, ANDA BISA BERKONSULTASI DENGAN SAYA PADA HALAMAN INI.

    

.

16 thoughts on “Consultation

  1. Ass.wr.wb
    Maaf saya adeknya puspa ardiani.. Mau konsutasi ttg anak sy.. Mas, dl wktu anak sy msh kcil dia penurut bs dbilang anak yg amat manis baik.. Skr jg msh anak baik sih mas.. Cuma sejak dia masuk SD kls 3 dia jd pembangkang.. Smua praturan yg sdh dterapkan dn djalani dg baik dl tdk dlakukan lg.. Sprti buang sampah,trh brg2 sklh pd t4nya.. Kdg sy ga sadar kbw emosi marah2.. Ujung2nya sy sedih.. Ga blh trs2an sprti ini.. Mas, dia jd pmbangkang cilik.. Dnasehatin djwb lgsg dg kmarahannya..yg akhirnya km b2 mlh brantem.. Dpelanin susah dmarahin ikutan marah.. Tolong mas, sy hrs gmn sm anak sy.. Biar sama2 baik bt sy dn anak sy Raff.. Terima kasih sblmnya..
    Wass.wr.wb

  2. Wa’alaykumslm wrwb.
    Mhn maaf telat merespon.

    Sblm sy ulas, mhn info:
    1. Usia Raff
    2. Anak ke brp
    3. Kl ada kakak/adik, usia brp
    4. Ibu/Bpk ngasto dimana, dg jam kerja spt apa
    5. Di rmh ada siapa sj
    6. Skrg Raff kelas brp
    7. Apa pendapat guru Raff ttg Raff

    Sy tunggu, mtrnuwun.
    -Jgn takut, insyllh sll ada jalan.. 🙂

  3. Waduh malah saya jg ikutan lm balasnya.. Raff umur 9th anak pertama.. Dia punya adek umur 4th (dl dia amat sgt cemburu wktu adeknya lahir) tp skr msh jg srg brantem apa itu wajar? Sy tdk kerja wktu sy buat mereka b2.. Ayahnya kerja brgkat jm 8 plg jam 5sore.. Waktu ayahnya ketemu anak2nya wktu pg shbs subuh smp brgkt skolah sm sore plg kerja smp ayahnya mnidurkan anak2nya..raff kelas 3 SD.. Menurut guru dskolah dia baik tp dl pernah sx guru blg k sy ktnya raff mngmbil penggaris temannya.. Sy shock.. Smp sy tanya apa raff ambil penggaris itu? Raff pengen to? Kt dia dia tdk mngambil tp dia mau mngembalikn ke yg punya eh kburu dteriakin mencuri dn gurunya percaya.. Sy bingung knp anak yg dl pnurut bgitu skolah berubah total.. Apa pngaruh teman apa sy yg salah dlm mndidik apa sy srg marah2.. Tolong mas..

  4. Mhn maaf kembali krn respon ini br termuat skrg.

    Ibu Lesylia,
    jika sy lihat (sy percaya dg kesulitan dan kebingungan yg Ibu rasakan), menurut sy tidak ada yg perlu terlalu dicemaskan. Semua seperti yg dialami oleh kebanyakan anak. Dan sy lbh optimis karena Ibu tidak bekerja dan tampaknya Bapak jg cukup meluangkan waktu unt anak2.

    Soal pertengakaran Raff dan adiknya, itu wajar (sekali).
    Soal bagaimana dia skrg tidak se-nurut waktu usianya lbh kecil, itu juga sangat bisa dipahami. Ini disebabkan, pada usianya yg sekarang Raff membutuhkan cara pendampingan dan pemberian bimbingan yg berbeda
    dg ketika ia usianya belum sebesar skrg, dan tentunya ini sesuai dengan perjalanan perkembangannya. Jadi disini menurut sy, Ibu/Bpk yg harus segera belajar cara2 pendampingan yg lebih tepat untuk Raff, jg untuk adiknya nanti.

    Diantara cara2 dan langkah2 yg dapat Ibu/Bpk lakukan insyllh dapat dibaca pada tulisan di bagian kategori Parenting dan Pembentukan Karakter. Silahkan dibaca kembali (jika sudah), dan benar2 diterapkan dlm keseharian. Insyllh jika Ibu/Bpk konsisten,dan terus mencoba, akan banyak membuahkan perubahan positif.

    Satu hal yg ingin sy sampaikan, sy malah lebih concern dg Ibu Lesylia sendiri. Tampaknya yg sy liat, Ibu cenderung tampak sangat ‘berat’ dan tertekan dg masalah ini. Setelah membaca respon sy ini, sy ingin Ibu lebih bisa rileks, karena spt yg sy sampaikan di atas insyllh tidak ada yg (terlalu) serius dg apa yg Ibu hadapi dg Raff. Smua baik2 saja kok.. Tapi yg baik2 sj ini mungkin bs menjadi yg lbh serius, jika Ibu tidak mengubah diri Ibu menjadi lebih rileks, lebih tenang, dan lebih ceria 🙂
    Anak2 tahu dan selalu bisa menangkap bagaimana ‘aura’ yg dipancarkan org tua mrk. Dan jika sbg org tua kita lbh sering merasa tertekan dan tegang, maka pendekatan kt ke ank pun pasti akan terpengaruh. Nha,ini yg mungkin akan menjadi masalah..

    Jadi sekali lg, RILEKS..TENANG..dan berusahalah untuk LEBIH ENTENG dalam menghadapi dan menjalani tugas mulia ini 🙂

    Sy yakin, Ibu pasti bisa.
    Demikian, smg bermanfaat.
    Salaam 😀

    (Mhn maaf,Ibu Lesylia domisili dimana ya?)

  5. Mas Faiz terima kasih sekali.. Akan saya baca dan saya berusaha lebih rileks.. Dr pertama sy mmg merasa sy yg terlalu tegang dan gmpang marah.. Sx lg terima kasih mas Faiz.. Smg ada bnyak perubahan stlh ini.. Amin

  6. 🙂 Sama-sama, senang bisa membantu..
    Amin,saya yakin insyllh akan banyak perubahan positif di depan.
    Pokoknya terus berusaha, jangan pernah berhenti.
    Terimakasih undangannya..insyllh kl lewat kami akan mampir 🙂

    Silahkan sering2 mampir unt skdr membaca2. .
    TQ.

  7. Good afternoon Pak Faiz,..
    Boleh saya tau email Pak Faiz,.sy merasa berkonsultasi d forum ini kurang private sj,.hehe..krna bisa dbaca smua pengunjung dsni,.

    Terimakasih.
    Diandra

  8. Wa’alaikumsalaam wrwb. Terimakasih sudah mengunjungi Blog ini 🙂 Informasi no telpon sudah saya kirim via email (kristyretno@yahoo.com). Mhn di-cek. Terimakasih..

  9. Aww. Mas Faiz,
    Saya Sari, ibu dari 2 anak ABK. Anak saya yang besar punya asperger syndrome, yang nomer 2 autis. Saat ini yang besar sudah saya ‘anggap’ bisa mandiri, yang kecil baru mau memulai terapi2… Saya suka bingung skr anak saya yg kecil suka tantrum. Marah2 krn hal sepele. Bagaimana cara mengatasinya? Dia sekarang 3.5th, belum bisa bicara satu katapun. Tapi dia mengeluarkan suara seperti bayi yang mengoceh.
    Sebelumnya terima kasih atas bantuannya.
    Wass.
    Sari.

  10. Wa’alaikumslm wrwb, Ibu Sari..
    Terimakasih untuk kepercayaannya.

    Baik, sy yakin insyllh dg pengalaman mendampingi kakaknya, Ibu sudah tahu tentang banyak hal. Krn s tidak tahu yg mana yg sudah Ibu ketahui/lakukan, maka sy akan kemukakan satu per satu mulai dari yg dasar, jika sudah diketahui smg bisa menjadi pengingat dan penguat. Jika jawaban sy belum atau kurang memuaskan, silakan lanjutkan dg mengontak sy lagi,ok..?

    Penting untuk diingat, bahwa perilaku tantrum yg membuat bingung ini adlh sebuah cara bagi anak2 dg kondisi Autis untuk berkomunikasi dg kita. Sehingga penting untuk dapat memahami kebutuhannya, dan menemukanpenyebab timbulnya tantrum. Kadang bisa jadi hanya masalah sepele, misalnya kesalahan letak penempatan mainannya, atau krn makanan mereka terjatuh, krn ke-konsisten-an dan rutinitas sangat penting bagi mereka.

    Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

     Berusaha untuk tetap tenang selama periode tantrum berlangsung
     Temukan penyebab tantrum kemudian kurangi atau minimalkan
     Selalu fokus pada hal positif yg dilakukannya, dan jangan hiraukan sikap/perilakunya yang tidak semestinya atau yg tidak diharapkan.
     Rutinitas dan keteraturan sangat berpengaruh bagi anak2 dg kondisi autis. Sll mencoba konsisten dan benar-benar strick dg adanya aktivitas yg rutin dan tertata akan sgt membantu mrk untuk bisa menjadi lbh tenang
     Kurangi stimulasi dari sekelilingnya. Cermati hal2 yg mengganggu baginya. Cahaya terlalu terang, suara keras, atau uadara yg terlalu hangat/sumuk,dsb. Jika sedang berada di luar rumah, jauhkan ia dari orang2 yg ada disekelilingnya.
     Jika ia mulai memakai tangannya untuk memukul dirinya, ciptakan instruksi yang singkat namun tepat sasaran, misalnya ‘turunkan tangan’, dan terus ucapkan itu setiap kali ia berperilaku yg sama. Pd waktunya ia akan memahami dan akan melakukannya.
     Pindahkan ke ruang yg lebih aman jika tantrumnya membahayakan dirinya
     Alihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang membuatnya tertarik atau yang bisa membuatnya lebih tenang, atau berikan objek yang bisa membuatnya menjadi tenang (bantal, boneka, bantal khusus untuk mengurangi stress,dsb).
     Jangan selalu memeluknya atau menenangkan dirinya dg perilaku menyayang.
     Anak dg kondisi Autis harus mengetahui bahwa kita tidak akan putus asa dg perilaku tantrumnya atau perilakunya yg manapun yg tidak tepat. Jika tantrumya adlh akibat dari kemarahan, atau kekeceaan, atau ketakutan, jangan meresponnya. Bersikaplah seolah tantrumnya tidak ada dan tetap lanjutkan kegiatan Anda. Anda harus benar2 konsisten dg cara pen-cuek-an ini. Jika tidak konsisten, perilaku tantrum pun akan berlanjut, dan jika Anda tidak And tidak pernah meresponnya, tantrum pada saatnya akan berhenti.
     Selalu berikan ‘penguat’ (reward) untuk perilaku yg diharapkan/yg baik. Ini akan membantunya lebih memahami perilaku apa yg kit harapkan. Jangan lupa untuk selalu memberikan pujian yg sama setiap kali ia sudah bisa memahami sesuatu hal yg kt ajarkan/berikan.
     Jika ia ingin ditinggalkan sendiri, lakukan seperti yang diinginkannya dan tinggalkan ruangan, dengan berusaha berada pada jarak kita masih bisa mendengarkan apa yang dilakukannya.
     Pindahkan ia ke ruangan yang lebih aman, kalau2 ia marah dan membahayakan dirinya.

    Kunci utama keep calm and stay positive..

    All the best. Semoga bermanfaat 🙂 ..
    Salaam.

Leave a reply to Diandra Cancel reply